SMK Pelayaran Muhammadiyah Tuban Membuka Pendaftaran Calon Taruna-Taruni Baru, Gelombang II Tanpa Tes. Pendaftaran Dibuka 01 - 30 Juli 2020, SPP Gratis, Fasilitas Pendukung Belajar yang Lengkap, Terakreditasi A, Sertifikasi ISO 9001, dan Berpredikat Excelent School. Buruan Daftar...Kuota Terbatas

Ratusan kader Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Tuban menggelar aksi turun ke jalan dengan mendatangi Markas Polres Tuban, Sabtu (28/9/2019). Mereka menuntut penuntasan kasus tewasnya kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kendari Immawan Muhammad Randi, yang tertembak saat demo di DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis (26/9/2019).

Aksi pengunjuk rasa ini diawali dengan melakukan long march dari Gedung Dakwah Muhammadiyah Tuban yang berada di Jl. Pramuka, menuju ke Polres Tuban di Jl. Wahidin Sudirohusodo. Mereka membawa sejumlah spanduk dan poster berisi tuntutan dan aspirasinya.

Sesampainya di depan Kantor Kapolres Tuban, Ratusan kader Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) menggelar aksi demo di Jalan Raya dengan pengawalan yang ketat oleh aparat polisi dari Polres Tuban.
Orasi Demo berjalan damai saat waktu menunjukkan pukul 09.00 waktu setempat, Dalam orasinya, massa kader AMM Tuban menuntut investigasi yang transparan untuk pengungkapan kasus kematian almarhum Randi.

"Kami menuntut investigasi dari polisi dalam mengungkap kematian Saudara kami," ujar Koordinator Aksi Mufit Thohari S.Kel yang juga menjabat sebagai Ketua HW ( Hizbul Wathan ) Tuban.
Menurutnya, respons positif sudah dilakukan Kapolri dengan mencopot Kapolda Sultra. Namun langkah itu dinilai belum menyelesaikan masalah.

"Pencopotan Kapolda bukan berarti kasus berhenti dan tuntas. Harus diungkap siapa oknum dan aktor penembakan," katanya. "Polisi harusnya mengayomi dan melindungi bukan malah represif," tambahnya saat ditemui awak media sewaktu orasi berlangsung.
SMK Pelayaran Muhammadiyah Tuban Demo Damai

 “ bahwa hidup ini, secangkir kopi tanpa gula yang tak pernah aku minta ” celetuknya puitis saat memberikan keterangan , “ bahwa kejadian kekerasan maupun intimidasi terhadap saudara kami, sebenarnya tidak kami inginkan, karena itu kejadaian SEDARAH (September Berdarah) harus benar-benar diusut tuntas dan pelakunya dihukum seberat-beratnya”
Selain itu, massa juga menyuarakan agar pihak kepolisian mengusut tuntas pelaku kekerasan dan pelaku penembakan terhadap massa aksi yang berujung kader terbaik IMM meninggal dunia saat mereka menyampaikan aspirasinya.

“Kapolri sudah seharusnya melakukan pengusutan yang serius terhadap kejadian ini, sebagai bentuk pertanggung jawaban,akan tugas yang diembannya” jelas Mufit Thohari Ketua Hizbul Wathan ( HW ) Tuban.
Tak hanya itu, ia juga menyampaikan agar Kapolri Tito Karnavian segera memperbaiki standar operasional prosedur dalam menjalankan tugas sebagai pihak keamanan. Sehingga kedepannya tidak ada lagi aktivis yang meninggal dunia ketika menyampaikan aspirasi.
“Pihak kepolisian yang melakukan tindakan anarkis terhadap mahasiswa yang sedang aksi untuk di hukum seberat-beratnya,” tambah Koordinator Aksi.

Setelah melakukan orasi, massa juga melakukan sholat ghoib di tepi jalan Mapolres Tuban dengan melepas jaket almamaternya. Hal itu sebagai bentuk bela sungkawa dan penghormatan terakhir kepada almarhum Randi dan Muhammad Yusuf.
“Sholat ghoib ini untuk mendoakan dan bentuk bela sungkawa serta penghormatan terakhir kepada almarhum,” jelas Koordinator Aksi, Mufit Thohari saat ditemui awak media selepas melaksanakan sholat ghoib.

“ Ada beberapa Point yang perlu kita sampaikan dalam orasi ini, diantaranya Usut Tuntas Pelaku penembakan, Berhentikan dan Hukum Pelaku penembakan seberat-beratnya, Hentikan Tindakan Penghilangan Aktifis “ Tambah Mufit Thohari saat membacakan tuntutan AMM didepan massa Orasi dalam Demo yang digelar di depan Mapolres Tuban, Sabtu 28 September 2019 Kemaren.
Usai menjalani sholat ghoib, massa membubarkan diri Saat Adzan dzuhur berkumandang, dengan pengawalan ketat dari aparat keamanan.

SECANGKIR KOPI TANPA GULA DALAM DEMOKRASI


Ratusan kader Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Tuban menggelar aksi turun ke jalan dengan mendatangi Markas Polres Tuban, Sabtu (28/9/2019). Mereka menuntut penuntasan kasus tewasnya kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kendari Immawan Muhammad Randi, yang tertembak saat demo di DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis (26/9/2019).

Aksi pengunjuk rasa ini diawali dengan melakukan long march dari Gedung Dakwah Muhammadiyah Tuban yang berada di Jl. Pramuka, menuju ke Polres Tuban di Jl. Wahidin Sudirohusodo. Mereka membawa sejumlah spanduk dan poster berisi tuntutan dan aspirasinya.

Sesampainya di depan Kantor Kapolres Tuban, Ratusan kader Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) menggelar aksi demo di Jalan Raya dengan pengawalan yang ketat oleh aparat polisi dari Polres Tuban.
Orasi Demo berjalan damai saat waktu menunjukkan pukul 09.00 waktu setempat, Dalam orasinya, massa kader AMM Tuban menuntut investigasi yang transparan untuk pengungkapan kasus kematian almarhum Randi.

"Kami menuntut investigasi dari polisi dalam mengungkap kematian Saudara kami," ujar Koordinator Aksi Mufit Thohari S.Kel yang juga menjabat sebagai Ketua HW ( Hizbul Wathan ) Tuban.
Menurutnya, respons positif sudah dilakukan Kapolri dengan mencopot Kapolda Sultra. Namun langkah itu dinilai belum menyelesaikan masalah.

"Pencopotan Kapolda bukan berarti kasus berhenti dan tuntas. Harus diungkap siapa oknum dan aktor penembakan," katanya. "Polisi harusnya mengayomi dan melindungi bukan malah represif," tambahnya saat ditemui awak media sewaktu orasi berlangsung.
SMK Pelayaran Muhammadiyah Tuban Demo Damai

 “ bahwa hidup ini, secangkir kopi tanpa gula yang tak pernah aku minta ” celetuknya puitis saat memberikan keterangan , “ bahwa kejadian kekerasan maupun intimidasi terhadap saudara kami, sebenarnya tidak kami inginkan, karena itu kejadaian SEDARAH (September Berdarah) harus benar-benar diusut tuntas dan pelakunya dihukum seberat-beratnya”
Selain itu, massa juga menyuarakan agar pihak kepolisian mengusut tuntas pelaku kekerasan dan pelaku penembakan terhadap massa aksi yang berujung kader terbaik IMM meninggal dunia saat mereka menyampaikan aspirasinya.

“Kapolri sudah seharusnya melakukan pengusutan yang serius terhadap kejadian ini, sebagai bentuk pertanggung jawaban,akan tugas yang diembannya” jelas Mufit Thohari Ketua Hizbul Wathan ( HW ) Tuban.
Tak hanya itu, ia juga menyampaikan agar Kapolri Tito Karnavian segera memperbaiki standar operasional prosedur dalam menjalankan tugas sebagai pihak keamanan. Sehingga kedepannya tidak ada lagi aktivis yang meninggal dunia ketika menyampaikan aspirasi.
“Pihak kepolisian yang melakukan tindakan anarkis terhadap mahasiswa yang sedang aksi untuk di hukum seberat-beratnya,” tambah Koordinator Aksi.

Setelah melakukan orasi, massa juga melakukan sholat ghoib di tepi jalan Mapolres Tuban dengan melepas jaket almamaternya. Hal itu sebagai bentuk bela sungkawa dan penghormatan terakhir kepada almarhum Randi dan Muhammad Yusuf.
“Sholat ghoib ini untuk mendoakan dan bentuk bela sungkawa serta penghormatan terakhir kepada almarhum,” jelas Koordinator Aksi, Mufit Thohari saat ditemui awak media selepas melaksanakan sholat ghoib.

“ Ada beberapa Point yang perlu kita sampaikan dalam orasi ini, diantaranya Usut Tuntas Pelaku penembakan, Berhentikan dan Hukum Pelaku penembakan seberat-beratnya, Hentikan Tindakan Penghilangan Aktifis “ Tambah Mufit Thohari saat membacakan tuntutan AMM didepan massa Orasi dalam Demo yang digelar di depan Mapolres Tuban, Sabtu 28 September 2019 Kemaren.
Usai menjalani sholat ghoib, massa membubarkan diri Saat Adzan dzuhur berkumandang, dengan pengawalan ketat dari aparat keamanan.

2 komentar:

Terimakasih telah berkunjung di Website Resmi SMK Pelayaran Muhammadiyah Tuban